Hosting Unlimited Indonesia

Wednesday 8 February 2017

Cara Pengambilan Darah Vena


Darah Kapiler
Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida.
Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior.
Darah Arteri
Darah yang membawa kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Darah dipompa keluar dari jantung melalui Aorta. Aorta ini kemudian bercabang menjadi struktur yang lebih kecil (arteri) yang menyebar ke seluruh tubuh. Ketika jantung memompa darah, dinding otot arteri akan mengembang sehingga terisi darah. Ketika jantung rileks (relakasi), arteri akan mengencang (kontraksi) dengan kekuatan yang cukup kuat untuk mendorong darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menciptakan sistem sirkulasi yang efisien.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah antara lain :
a.       Lengan pada sisi mastectomy
b.      Daerah edema
c.       Hematoma
d.      Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
e.       Daerah bekas luka
f.       Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
g.   Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan spuit sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena antara lain :
1.      Pemasangan tourniquet (tali pembendung)
·   pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total) melepas tourniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
2.  Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
3.      Penusukan
·     penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
·   tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
4.      Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

Cara Pengambilan Darah Kapiler klik di Sini

Cara Pengambilan Darah Arteri klik di Sini

Pengambilan Darah Vena dengan Spuit
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat spuit merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :
a.     Persiapkan alat-alat yang diperlukan : spuit, kapas alkohol 70%, tourniquet, plester, dan tabung. Untuk pemilihan spuit, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
b.  Tanyakan identitas pasien seperti nama, alamat dan cocokan dengan lembar permintaan pemeriksaan.
c.   Tanyakan keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dll.
d.      Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
e.       Minta pasien mengepalkan tangan.
f.       Pasang tourniquet kira-kira 10-15 cm atau 3 jari di atas lipat siku.
·         Pemasangan tourniquet jangan kencang-kencang
g.     Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, gerakkan lengan (ditekuk dan diluruskan) beberapa kali.
h.     Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
·         Pembersihan kulit searah atau melingkar.
i.        Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
·         Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam spuit dibagian ujung.
·         Spuit sebelum dipakai tekan terlebih dulu agar udara yang ada didalam keluar.
·         Usahakan sekali tusuk.
j.    Setelah volume darah dianggap cukup, lepas tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
k.   Letakkan kapas di tempat tusukan lalu segera tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit.
·         Jangan menarik jarum sebelum tourniquet dibuka.
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vacum
Jenis tabung ini berupa tabung hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung ditusuk oleh jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika volume telah tercapai. Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum. Jarum satu digunakan untuk menusuk vena dan jarum satunya digunakan pada tabung. Jarum yang digunakan untuk tabung diselubungi oleh bahan karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior (jarum buat tabung).
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangan sulit mengambilan darah pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas.
Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
a.    Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tourniquet, plester, tabung vakum, jarum dan holder.
b.      Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
c.     Tanyakan identitas seperti nama dan alamat, cocokan dengan lembar permintakan pemeriksaan.
d.    Tanyakan keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
e.       Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
f.       Minta pasien mengepalkan tangan.
g.      Pasang tourniquet kira-kira 10-15 cm atau 3 jari di atas lipat siku.
·         Pemasangan tourniquet jangan kencang-kencang
h.     Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, gerakkan lengan (ditekuk dan diluruskan) beberapa kali.
i.      Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
·         Pembersihan kulit searah atau melingkar.
j.        Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
·     Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam sambungan antara jarum vena dan jarum tabung.
·        Usahakan sekali tusuk.
k.      Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
l.        Lepas tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
m.  Letakkan kapas di tempat tusukan lalu segera tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit.
·         Jangan menarik jarum sebelum tourniquet dibuka.

Macam-macam Tabung Vacum Penampung Sampel Darah

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
1)     Darah dari spuit atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
2)      Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 5-7 kali atau membolak-balikkan tabung 4-5 kali dengan lembut. Mengocok atau memutar dengan kuat sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
3)      Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah :
·         pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam
·         kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru),
·         ketiga - tabung non additive (tutup merah),
·       keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)






No comments:

Post a Comment